Asesmen Psikologi dan Klinis Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Bina Kasih Srumbung

SLB Bina Kasih

Guru dan orang tua seringkali dihadapkan fenomena berupa kondisi tidak mengetahui secara pasti hambatan yang dihadapi oleh anak berkebutuhan khusus (ABK), sehingga mereka juga tidak mengetahui pengasuhan dan pembelajaran yang tepat untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki.  Oleh karena itu, diperlukan asesmen psikologi dan klinis yang bertujuan untuk deteksi dini potensi dan kebutuhan dari setiap anak.

Hasil asesmen dapat digunakan sebagai dasar atau pondasi awal sekolah dan guru untuk merancang program pembelajaran yang tepat bagi anak berkebutuhan khusus untuk membantu anak berkebutuhan khusus menghadapi tantangan dalam proses tumbuh kembangnya, serta untuk mengoptimalkan potensi dalam diri mereka.

Dalam mewujudkan hal tersebut SLB Bina Kasih Srumbung mengadakan kegiatan Sosialisasi Asesmen Psikologi dan Klinis Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Bina Kasih Srumbung dengan menghadirkan narasumber Rini Indriani, S.Psi., M.Psi., MARS., Psikolog yang merupakan seorang Praktisi Psikolog Klinis dan Forensik. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 1 hari dengan peserta seluruh guru dan karyawan serta wali murid di SLB Bina Kasih Srumbung Kabupaten Magelang.

Narasumber pada kesempatan ini menyampaikan beberapa hal antara lain tentang bagaimana cara melatih anak tertib aturan meskipun merupakan anak spesial (Berkebutuhan Khusus). Kuncinya sabar. Meski sabar biasa diucapkan oleh ustadz atau ustadzah. Kalau ranahnya psikolog maka caranya kita berdamai dengan diri kita sendiri bahwa faktanya anak kita kondisinya seperti ini. Kuncinya ada di orang tua, Menata diri hingga pada tujuan akhirnya ikhlas dan sabar.

Bantuan Psikologi awal diperlukan, kadang kala orang tua merasa anak kok gak seperti anak lainnya hingga timbul emosi dan membentak anak tapi kita kurang paham jika anak juga punya emosi hingga merasakan sedih dan saat ingin mengungkapkannya mengalami kesulitan karena kondisi disabilitasnya. Ketika kita merasa marah, cemas, khawatir, takut, berpikiran negatif maka yang di otak bagian saraf otonom simpatik bekerja lebih cepat menimbulkan permasalahan psikis. Maka butuh proses kita, tenangkan diri kita, bangun emosi positif, dan bersyukur. Membiasakan melakukan afirmasi, berawal dari pikiran positif yang kita kembangkan dan munculkan berkali-kali sehingga terekam kuat dalam alam pikiran bawah sadar kita. Mengeluarkan kalimat-kalimat positif yang dapat meringankan pikiran dalam mengasuh dan mendampingi anak-anak pilihan. Penguatan kapasitas orang tua diperlukan untuk menguatkan mentalnya, bahwa dia tidak sendiri, Sehingga akan tumbuh kepercayaan dirinya.

Proses evaluasi individu yang meliputi tes Psikologi, Observasi dan Wawancara untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki individu dalam rangka kebutuhan penilaian potensi psikologis.

Tahap Perkembangan Anak: Periode perkembangan anak terdiri dari masa balita (1-5th); prasekolah (5-6th); usia sekolah (6-12th); dan remaja (12-20th). Perkembangan anak dan remaja ditinjau dari aspek motorik, bahasa, kognitif dan personal-sosial.

 

Getting Info...

Posting Komentar


PENGUMUMAN


Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.